i'm excited with this day, this week, this month, this year..wooohooo. (backsound: steven and coconut treez' excited. trimakasih yang telah memperkenalkan lagu ini..kiss kiss hehe ^^)
enough with those bloody pathetic dramatic situation..hihihi. kidding.
ngga segitunya juga sih. cuman sekarang moodnya lagi enak. lagi pengen menata semuanya. hati dan pikiran semua yang cukup menguras tenaga selama beberapa tahun terakhir. if i'm not mistaken.. it's about 3 years yap?? when i starting to work on my thesis. yes, that Jazz ones. too complex to tell the story here. aib... haha. but, i'm sure couple of friends know what i mean. seriously..haha. ya..temans. saya lelah. akan saya pilah2. demi kebaikan saya. forget that comfort zone. karena saya ngga mau sakit. aku mau senang. memikirkan hidupku selanjutnya. beberapa menyangka... keanehan saya beberapa minggu terakhir, terkait dengan my love life. hell.. yeah.. to be honest just a little tapi ngaruh banget..haha kidding. selebihnya complex sekali.
frankly, semakin kesini-sini banyak banged yang berubah terhadap saya. semuanya. ya sudut pandanglah. ya cueknya lah (berkurang). ya egoisnya lah (minimize). cuman beberapa masih ada dan tidak berubah. just need time to adapt. sabar. sampe badan tambah kurus gini (sepertinya)... hahaha makan sehari sekali. ini saja brunch sama white chocolate. benar2 hidup yang tak sehat.. hehe.
eh..barusan browsing buka website radith dan membaca ini,
Kepada kamu
Dengan penuh kebencian.
Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu online. Dan di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa. Karena, kata orang, cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan itu benar.
Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Aku benci ketika jatuh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku bisa jadi kehilangan kamu. Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu. Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?
Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?
Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur. Cukup begini saja.
Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku, saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang. Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh. Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu…, tapi tidak bisa melakukan apa-apa.
Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan, “Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,” harus dimentahkan oleh hati yang berkata, “Jangan hiraukan logikamu.”
Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.
Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu. Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini; di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan…
aku takut sendirian.
hehehe..beberapa seru untuk dikomentarin, karena sama persis kejadiannya. tetapi, saya tidak benci. saya tidak marah. ini proses yang harus dilewati memang. saya lebih suka menebar kebaikan, tanpa ada permusuhan. harusnya begitu. tapi sepertinya gayung tidak bersambut. ya sudah..hohoho.
love,
oik