Fact and reality.
Adakalanya keduanya (: fact and reality) itu baik untuk diketahui bahkan didengar sekalipun, tapi adakalanya malah musibah dan masalah yang akan datang silih berganti. Entah kebaikan atau keburukan yang telah dilakukan selama yakin dan tahu benar dimana letak kesalahan tiap individu and responsible with all the consequences, am fine with that!
Tiba-tiba saja teringat akan beberapa mata kuliah yang sempat saya ikuti di bangku perkuliahan (^^). Yeah, these past few days actually... prose, literary criticism, and so on. Kemarin baru saja mengingat Enest Hemmingway dan ceritanya Hills Like White Elephants. Semalam tdak sengaja membahas tentang binary opposition... man vs woman, black vs white, strong vs weak, good vs bad. Well, that's life people... let's play the game! you will lead your way, 'cause you're the architect of your own life. not me, not them. it's you!
Fun and silly. Kalau saya mengingat kebodohan, kegilaan, kesalahan yang pernah saya lakukan sewaktu dulu. bahkan sampai sekarang sekalipun :). regretful? sometimes. we only human, right? pernah melakukan kesalahan. dan jangan terus menoleh kebelakang dengan segala kesalahan itu (pake spion saja..hehe), jadikan itu pelajaran, kenangan, jangan dihapus. it's a sweet memories, even you know the taste is bitter. Seperti halnya kopi, kopi itu rasanya pahit. Tetapi kopi akan terasa nikmat kalau saja takaran gula atau creamer passs. manis nya ada, pahitnya ada. jelas bedanya!
Noheartfeeling, yes?
bukan bermaksud menggurui, tapi ingin berkata-kata lewat tulisan saya. Saya pun bukan orang suci. banyak melakukan kesalahan. sampai saat ini. sampai detik ini. tetapi selalu berharap untuk menjadi orang yang lebih baik kedepannya. susah memang! tapi saya berusaha untuk mencapainya. dengan bantuan anda yang membaca ini juga tentunya (hehe..).
love,
oyiek is twenty-three ready for her twenty-four.
Tue, 070709. [10.15]
06 July 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
hahaha, that's why i like coffee, pahit tapi mantap, tambah gula dan krimer dg takaran pas, makin nikmat.
ReplyDeleteyup yiek, tp mnurutku, soal foolishness, no need to regret deh...
krn itu yg bentuk kita skrg, kl kita ga ngalamin kebodohan itu, mungkin kita ga akan sepintar skrg...
itu aja sih
aduh, sejak aku menjadi pengajar. Selalu kutenkankan ma kolega pengajar (cie...!) bahwa jangan sekali-sekali menggunakan kata bodoh. Bahkan untuk diri kita sendiri. Gunakan saja kata seperti:
ReplyDeleteAku: "Anak ibu tidak bodoh. Hanya saja, dia masih belum bisa memahami pelajaran dengan baik. Sehingga dia tertinggal secara akademik dengan teman-teman lainnya. Jadi yang diperlukan sekarang adalah melakukan evaluasi atas kekurangan tersebut. Kemudian dicari solusi yang terbaik agar anak Ibu bisa mengejar ketertinggalan dari teman2nya. Saya harapkan Ibu serta orang2 terdekatnya turut serta memberikan motivasi agar proses belajar mengajar bisa terlaksana dengan baik dan lancar."
lama tak bercakap2 denganmu di sore yg indah ditemani secangkir kopi krimer buatan sendiri... :)
ReplyDeleteHmm, rumit juga buat memahami apa maksud semua dari tulisanmu :)
ReplyDeleteBener kok, untuk berubah menjadi yg lebih baik emang berat, tapi klo ada kemauan semuanya pasti bisa, percayalah :)
ReplyDeleteSaat ini aku lagi ngejalaninnya..